Sabtu, 14 Juni 2008

Ghara-ibul qira-ah

Ghara-ibul qira-ah (bacaan-bacaan yang asing/nyeleneh -Jawa-) adalah ayat-ayat yang cara membacanya berbeda dengan kaidah pada umumnya. Orang yang membaca al-Quran sering tidak mengetahui, sehingga sering salah dalam membaca ayat tersebut. Oleh karena itu, agar para pembaca terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam membaca al-Quran, maka mengetahui cara membaca ghara-ibul qira-ah sangat penting. Kesalahan para peserta yang mengikuti program tahsin pun ialah pada penguasaan materi ini.




Berikut ini saya sebutkan macam-macam ghara-ibul qira-ah secara umum dan selanjutnya saya akan sebutkan 100 contoh bacaan ghara-ibul qira-ah, walaupun jumlah yang sebenarnya lebih dari itu.

1. Saktah
Berhenti sejenak tanpa bernafas, menurut Imam 'Ashim riwayat Imam Hafsh bacaan saktah terdapat di 4 tempat:

1. al-Kahfi (18): 1-2 ( 'iwajaa-qoyyiman )
2. Yaasiin (36): 52 ( mimmarqodinaa- haadzaa )
3. al-Qiyamah (75): 27 ( man-rooq )
4. al-Muthaffifin (83): 14 ( bal-roona ).


2. Isymam
Menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir monyong, terdapat di 1 tempat: Yusuf (12): 11 ( laa ta' mannnaa ).

3. Imalah
Membacafat-hahcondong ke bunyi kasroh, terdapat di satu tempat: Huud (11): 41 ( majroohaa dibaca majreehaa).

4. Tas-hil
Membaca hamzah dengan suara yang ringan (hamzah pertama dibaca biasa, sedangkan hamzah kedua disuarakan samar antara hamzah dan alif), terdapat di 1 tempat: Fushshilat (41): 44 ( aa' jamiyyun )

5. Naql
Memindahkan harakat kasrohnya hamzah ke huruf sebelumnya, terdapat di 1 tempat: al-Hujurat (49): 11 ( dibaca bi'sa lismu )

6. Nun wiqoyah
Nun kasroh yang harus dibaca ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol (alif yang di atasnya ada huruf shod kecil). Di dalam mush-haf cetakan Indonesia dilengkapi dengan nun kecil, sedangkan di dalam cetakan Timur Tengah tidak diberi tanda. Contoh dalam surat al-Humazah (104): 1 (lumazatin menjadi lumazatini jika dibaca washol ke ayat berikutnya)

7. Shifr (tanda bulat)
Apabila ada tanda bulat terdapat di atas huruf alif, ya, atau wawu, maka huruf tersebut tidak berfungsi dalam segi bacaan (adanya huruf tersebut sama dengan tidak adanya).


PERHATIAN
Mengetahui cara membaca dengan benar lebih penting daripada sekedar mengetahui istilah-istilahnya. Untuk mengetahui cara membaca yang benar harus talaqqi dengan orang yang ahli/ustadz.



0 komentar :

Popular Posts

 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | New Blogger Themes